Jum’at, 13 September 2013
Siapa sangka kalau kita bisa bertemu pada saat ini, teman.
Karena pada saat ini kau ikut mengantar ayahmu untuk khotbah Jum’at di masjid
ini. Dan aku sedang ingin shalat di masjid itu. Tapi tahukah kau, saat aku melihat Ayahmu yang sedang berkhotbah, aku
berharap kau akan ikut mengantarnya kesini juga. Ternyata benar!
Alhasil, aku bisa melihatmu langsung. Aku bisa mengobrol
banyak denganmu, banyak detik. Aku bisa memastikan langsung bagaimana
keadaanmu, sahabatku. Kau tau kan, padahal hampir setiap saat aku melewati
rumahmu, tapi susah sekali rasanya untuk datang melihatmu dan mengajakmu
bermain.
Sudah 12 tahun kita tidak berjumpa, sejak kepindahanku pada
sekolah dasar dekat rumahku. Dan kau tetap melanjutkan belajarmu di madrasah
itu. Saat masuk sekolah menengah pertama, aku dengar kau masuk pesantren, ah
semakin susah saja kita bertemu. Tapi kau kembali ke Madiun, karena Ibumu yang
terbaring karena sakit, dan aku turut berduka cita atas kepergian Ibumu, kawan.
Dan di SMA ini aku dengar kau masuk di sekolah yang cukup
terkenal disini. Dan baru kali ini kita bisa mengobrol, melepaskan ribuan
pertanyaan yang selama ini ingin ditujukan pada diri kita masing-masing.
Mengobrol apapun, rencana pentas seni sekolah kita (karena ternyata kita sama –
sama ikut organisasi), bisnismu, letak rumahku, kartu uno, peluang matematika,
sampai air minum di madrasah tempat adikku belajar.
Aku sendiri belum puas untuk mengobrol lagi. Tapi aku lupa
meminta nomor handphonemu tadi. Ah, biar aku yang ke rumahmu nanti. Ayo kita
lanjutkan obrolan kita hari ini.
Untuk Sahabat Masa Kecilku,
Muhammad Alief Nur Rasyid
Terima kasih untuk waktunya
0 komentar:
Posting Komentar