Andai hari ini Aku
berzodiak Aquarius
Seperti Kugy pada
perahu kertasnya
Untuk Neptunus, Sang
Dewa Laut
Tidak ada yang aneh pada cuaca hari ini. Matahari bersinar
tidak terlalu terik. Pepohonan bergoyang ditiup angin, biasa karena ini saat
musim angin. Jalan raya yang terasa sedamai jalan setapak. Hawa yang terasa
agak dingin akibat angin malam yang turun dari gunung. Sebuah kombinasi klasik
yang pas untuk hari ini. Karena hari ini, aku memulainya dari nol. Benar –
benar nol.
Entah apa ini membuat semua di depan mata serasa berbahasa?
Segera aku kayuh sepedaku pada satu jalan. Satu – satunya
jalan menuju sebuah tempat. Sungai.
Sebuah ritual aneh, setelah aku membaca sebuah buku. Buku
yang cukup membuat aku tersadar, ada yang lain dibalik semuanya. Aku mencoba
membuat sebuah lipatan kertas, berbentuk perahu, untuk Neptunus. Secarik surat
penting untuknya. Aku ingin berterima kasih
“ Hai Nus
Hari ini aku membuat
keputusan penting
Aku ingin bersepeda
lagi
Entah itu sendiri,
atau ada keramaian di sampingku
Aku bertekad untuk
mengayuh sepedaku lagi
Aku bertekad mengejar
mimpi – mimpiku
Karena dengan sepedaku
Seberapapun beban
hidup, keluh kesah, dan masalah
Menguap seiring
hembusan nafas
Meleleh mengikuti
alur keringat
Ini surat pertama dan
terakhirku
Aku berjanji, untuk
bangkit lagi
Makasih Nus “
Untuk adikku
Yang tergila – gila
Pada Perahu Kertas
0 komentar:
Posting Komentar