Selasa, 14 Januari 2014

Melankolis



Sejenak saat kota kita mengumbar romantisme lagi
Seperti uap keramahan dan rasa hangat yang terbang
Melebur dalam deru nafas tiap hari manusianya
Mengalir selembut angin, seindah bahasa alam

Sudut mata itu berbahasa lagi
Mengumbar setetes kesedihan yang terlalu dalam
Bola mata bulat kecoklatan itu berbicara
Karena ada sebuah tanya dalam jiwa yang mengadu

Ragawi ingin pergi,
Kediaman sukma mendadak berontak
Ketika hanya iman satu-satunya pembendung andal
Ketika hanya kuatnya tali keikhlasan sebagai tempat bergantung

Tulus, ikhlas, ridha
Kata yang terucap tak selamanya sama dalam jiwa
Sebuah ketegaran yang nampak di permukaan
Tanpa kita ketahui kerapuhan yang mengendap di dasar

Kita perlu menjadi karang
Tak banyak bicara
Begitu tenang dan sederhana
Menjadi kokoh di tengah ombak lautan

Kita tak pernah tahu
Begitu dalamnya samudera hidup
Tetapi aku tetap yakin
Kita mampu mengambil mutiara terbaik darinya

0 komentar:

Posting Komentar