Senin, 23 September 2013

Manusia untuk Manusia



Sekali lagi aku menghadapi
Menjadi satu-satunya
Orang di dunia ini

Kalau aku manusia,
Berarti cuma aku manusia di bumi
Walaupun akhirnya aku bukan manusia
Berarti mereka-mereka yang disekitarku
Adalah manusia

Hidupku seakan cuma memberiku dua pilihan
Hanya aku manusia di bumi, atau aku bukan manusia

Mengapa tidak ada yang berpihak kepadaku?
Mengapa tidak ada yang bisa mendengarku?
Melihatku disini
Mendengar aku berbicara
Menganggap aku ada

Apa cuma kertas, pulpen
Yang jadi satu-satunya teman setiaku

Dimana teman-teman manusiaku lainnya?
Apa yang mereka perbuat selama ini?

Memang pantang untukku membagi kesedihan
Tapi apa itu artinya mereka tidak mau
Berbagi kebahagiaan denganku
Berbagi cerita bersamaku
Meluangkan waktunya sedikit saja bersamaku

Aku iri pada beberapa manusia
Yang punya tempat tersembunyi
Di beberapa hati manusia lainnya

Aku iri pada beberapa manusia
Yang tanpa mengungkapkan perasaannya
Bisa mendapat apa yang ia inginkan

Beberapa kali aku benci
Pada nasibku sendiri
Pada tubuhku sendiri

Aku begitu lemah, pasrah, penyerah
Akibat kesalahan fatal
Terjatuh dari impian dan cita-cita sendiri
Tenggelam dan terseret arus pada tepian muara
Termakan oleh keganasan ombak samudera
Tubuhku hancur, tercerai berai ke empat penjuru mata angin
Dimakan dengan rakusnya oleh ikan-ikan laut
Dan ikannya dipancing manusia
Dimakan manusia
Apa begitu nasibku, berakhir pada perut-perut kerakusan manusia?

Cuma begitu tingkah kebiadaban manusia
Hidup cuma untuk makan tidur dan buang hajat
Tanpa mau memperhatikan aku
Sebagai manusia yang tidak dimanusiakan

Hei manusia-manusia di sekitarku
Aku mohon
Beri aku sedikit saja
Waktumu
Hidupmu

Apa kau dengar, manusia?
Hening

0 komentar:

Posting Komentar