Jumat, 25 April 2014

Hujan Ku Berduka



Hanya setampuk lara dan sayatan-sayatan perih di jiwa
Dan tubuh yang ikut memendam duka yang mendalam
Sirna sudah harapanku
Pupus, kandas, terbengkalai

Aku tak akan mampu
Menatapmu dalam hujan seperti sedia kala
Menafsirkan setiap bait-bait nafasmu
Mendengar semua canda tawamu

Dalam hujan kau menghilang
Jejak yang menghilang dalam hujan
Tak ada langkah kaki, remah-remah, peta
Aku kehilangan arah menujumu

Seluruh keberanianku runtuh dihadapanmu
Hari ini saat hujan hadir diantara kita
Aku hanya bisa berpijak pada satu tempat
Yaitu pada sakit hati darimu, seolah penuntunku kepadamu

Seluruh tubuhku basah, dingin, dan semakin dingin
Gemeletuk gigi yang semakin keras
Olehmu yang semakin dingin
Dan hujan yang datang di antara kita

Aku hanya hati yang terdidik dalam hujan yang berduka
Dalam dinginnya temperatur dan sepinya jalanan
Yang berteduh dalam permainan kata-kata semu
Dan gelapnya langit karena berkuasanya mendung di sana sini

Tiada hal lain yang aku harapkan saat ini
Selain jejak-jejakmu dahulu yang bisa aku ikuti
Remah-remah yang kau tinggalkan untukku
Bukan duka yang semakin merajai sanubariku

Dan sekarang aku hanya bisa terpaku
Melihatmu dari jauh lewat jendela rumahku yang terbuka
Tiada keberanian lagi aku menghadapimu di sana
Aku hilang navigasi, duka yang mendalam

Hujan ku sedang berduka
Karena hati

0 komentar:

Posting Komentar